Overblog
Edit page Folge diesem Blog Administration + Create my blog

Über Diesen Blog

  • : MANUAMAN LAKAAN NAIN - SANG PESIARAH
  • : My own writings - about: culture and anthropology, philosophy and theology,history, religion etc., in indonesian, german, english and Tetun (Timor), etc. Seperti gado-gado - wie gemischter Salat - semuanya dapat dibaca dalam blog in - also alles in Allem .... enjoy aja - viel Spaß dabei -
  • Kontakt

Profil

  • MANUAMAN LAKAAN - (LORO BEREK)
  • Mag. Theol. Puplius M. Buru Loro Berek alumnus STFK Ledalero, alumnus universitas Wina-Austria. Berkarya di Austria. Kontak: pupliusmeinrad@yahoo.com
Interesse: sejarah-budaya, Lingkungan hidup,  Keadilan HAM perdamaian - Filsafat - teologi
  • Mag. Theol. Puplius M. Buru Loro Berek alumnus STFK Ledalero, alumnus universitas Wina-Austria. Berkarya di Austria. Kontak: pupliusmeinrad@yahoo.com Interesse: sejarah-budaya, Lingkungan hidup, Keadilan HAM perdamaian - Filsafat - teologi

Suchen

Archiv

/ / /

 

I. Cerita Musim Kemarin

 

Kawan, di Salzburg aku bertemu Mozart, kami menyeberangi Salzag, meneguk bir di Agustiener Bräu, sambil mendendangkan Bona Nox, sebelum beristirahat di istana Mirabel.

 

 

Aku pamit ke Innsbruck, menyusuri sungai Inn, memandang das goldene Dach. Ja kawan, di Innsbruck aku tertipu kemegahan kubur kosong, sang kaisar Maximilian ada di Wiener Neustadt.

 

 

Ketika Hitler mencoba kup, aku tak hadir di Munich. Kemarin kami bertemu di Nürnberg. Kubaca Nürnberger Gesetze, rasa Antisemitismus mendesakku ke Palestina, tapi aku terkungkung kuasa sang Hitler.

 

 

Kawan, di sana sang Mastro Albert Dürer duduk melukis. Ketika kutanya,sang isteri bertutur, jarinya menata seekor badak. Hati ingin mengata, aku datang dari negeri badak; tapi sang Kaisar memanggilku, kami ke benteng, kami ke Kapel, kami melihat segalanya.

 

 

Kawan, Luther mengundangku ke Wittenberg, Nietsche bilang ke Schwarzwald, tapi rinduku mendesak, aku ingat kamu teman. Ku datang ke Trier, ke tempat pengasingan, kulihat kau Atanasius, merenungi nasib kebenaran jamanmu.

 

 

Masih di Trier, aku mengunjungi Ratu Irene ( tentu seijin anaknya Kaiser Konstantinus), kami berbagi kisah, bukan tentang Roma atau Konstantinopel. Ketika kutanya tentang Marx (maksudku Karl Marx), dia bicara tentang Marx sang Uskup. Di Dom ia menawariku; kucoba jubah Jesus, sebelum pergi melayat santu Matias.

 

 

II. Teringat Gadis itu (an Anggelika)

Ini rasa yang kutoreh pada lembaran jiwa yang syarat hitam dan putih warna hidup ini. Kugores makna ini dengan budi yang peka, di dinding hati yang tanggap, akan senyum khas punyamu, akan binar di matamu, akan lungu tutur katamu. Kau Anggelika, puteri Paris di zaman ini.

 

 

 

Lewat berkas jingga di ufuk barat, pada semilir angin senja, kutitip goresan rasa ini. Buat jiwa polos di sana, semoga hatimu tetap tanggap.

Diese Seite teilen
Repost0